Pecinta series Netflix? Pasti sudah tidak asing lagi mendengar judul “Stranger Things”. Serial gubahan The Duffer Brothers ini berhasil membius bola mata pecinta film, sepertinya tidak gambling jika saya menempatkan kata “Luar Biasa” pada serial yang satu ini mengingat dengan rakusnya series bergenre fiksi ilmiah, horror, supernatural atau drama entahlah ini berhasil melumat 5 penghargaan di tahun pertamanya.
Stranger Things Season 4 rilis pada tanggal 27 Mei 2022, memutus rantai kegusaran penonton menunggu 3 tahun lamanya menikmati kumpulan remaja Hawkins yang selalu kompak membantai monster dari dimensi lain. Menjadi kilas balik akan kisah romansa dari Yunani, pengorbanan cinta Odysseus dan Penelope yang bersatu kembali setelah dipisahkan 2 dekade karena perang. Namun artikel ini tidak akan tertuju pada penonton yang sempat gelisah menunggu tanggal rilis atau cerita cinta ngehe dua sejoli, tetapi saya terbius atas 37 tahun kembalinya Kate Bush ditelinga anak muda.
A Deal With God Untuk Membuang Rasa Trauma
Duffer bersaudara memang terbilang manjur dalam menggambarkan budaya Amerika 80-an pada serial ini. Namun layaknya mahluk tanpa nyawa, rasanya Stranger Things Season 4 tidak akan hidup dan bertengger dideretan 10 serial Netflix teratas jika tidak dicumbui dengan pilihan musik yang seirama dengan dramanya. Pada season 4 ini, Max Mayfield menjadi salah satu target monster Vecna yang membawa Max ke alamnya dengan menjalarkan kekelaman masalalu Max melalui pikirannya.
Beruntung Max memiliki taste music yang cadas sedangkan telinga Vecna bisa dibilang arkais karena tidak ramah menampung lagu favorite Max pada single pertama Kate Bush di album Hounds Of Love tahun 1985. Kalau saja Max pribumi, saya pikir ia akan sungkem kepada Kate Bush yang sudah sempurna menjilati telinganya dengan membawakan lagu Running Up That Hill yang diputar berulang kali dari Sony Walkman yang ajaibnya mampu menyelamatkan nyawanya dari cengkraman Vecna.
Gita Running Up That Hills cakap melawan jantur Vecna dengan mendorong ingatan kelam kehidupan Max dan meletakannya pada memori yang indah, dapat saya simpulkan bahwa daya magis setiap iramanya mampu membawa ingatan buruk seseorang kepasa hal yang baik.
Mulanya lagu ini berjudul A Deal With God, tetapi Kate Bush akan ditendang jika pendengarnya berasal dari Vatikan atau negara yang taat menganut keyakinan, maka dari itu ia disarankan labelnya untuk mengganti judul agar radio dapat memutarnya sehingga terbentuklah Running Up That Hill (A deal With God) agar si religius tidak kepanasan.
Terlepas dari itu, Kate Bush memang jeli dalam menempatkan tempo musiknya, dimulai dari rima synthesizer yang merebak ke saraf kaki yang menimbulkan goyang, rasanya seperti masturbasi dipagi hari jika menyelami lagu ini yang di ilhami oleh suara khas Kate Bush serta awas dalam memilah setiap kata agar tetap konsisten sampai menuju puncak klimaksnya. New wave mujur dalam kanca trend musik 80-an, Running Up That Hill ala Kate Bush tidak buncah untuk bersaing dengan musisi seperti Duran Duran, Alphavile, Tears For Fears sampai New Order yang memang menjadi kiblat remaja kobam pada jamannya.
“If I only could, I’d make a deal with god and I’d get him to swap our places”, sepenggal lirik itulah yang membuat lagu ini terlihat ekslusif bagi saya. Membuat kesepakatan dengan tuhan untuk menukar perasaan si wanita kepada pasangannya, bisa jadi kesakitan Kate Bush dengan perlakuan pasangannya tapi entah kenapa ini menjadi lagu favorite Max Mayfield, apakah ada arwah tersendiri untuk mengenang mantannya Lucas Sinclair? Atau karena memang Max anak new wave banget? Hmm…
Running Up That Hill berhasil mengusir siksaan Vecna yang memunculkan kembali ingatan kelam seorang Max Mayfield. Lagu yang berdurasi 4:57 menit ini tidak terlalu banyak basa basi dengan banyak diksi namun pengulangan kata yang diracik dengan irama cadas sudah mampu menghasilkan setruman ke telinga remaja.
Tidak heran jika lagu ini mampu kembali bersaing dengan musik era kini hingga menempati posisi teratas pada tangga lagu Spotify UK dan US. Tapi kenapa Running Up That Hill Kate Bush bisa dapat diterima telinga para anak muda generasi milenial? Apakah ada kolerasinya dengan kisah romansa yang gelisah akan hubungan asmaranya? Atau bisa jadi, diperlakukan buruk dengan pasangannya namun tak dapat membalasnya karena alasan rasa sayang? Atau atau berharap setelah mendengar lagu ini kita semua dapat menendang rasa trauma? Entahlah… Semoga lahirnya kembali Running Up That Hill tidak hanya mampu menjadi nyawa untuk Max saat melawan rasa trauma dari Vecna, namun juga menjadi roh untuk kebangkitan kita semua menghadapi kehidupan nyata yang penuh dramanya. (SEA)